10 Juni Mendatang, Gubernur NTT Akan Deklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT di Labuan Bajo

Kupang, InfoPublik – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT di Labuan Bajo, pada tanggal 10 Juni mendatang. Deklarasi akan diikuti oleh para Bupati/Walikota se-NTT.

Demikian disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), saat bertemu pengurus baru Majelis Pekerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) NTT, di ruang kerjanya,  Selasa (28/5) pagi.

“Pada tanggal 10 Juni mendatang, saya bersama para Bupati/Walikota se-NTT akan mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT di Labuan. Saya harap PGIW mendukung sepenuhnya langkah Pemerintah Provinsi ini untuk membangun ekonomi masyarakat,” harapnya.

Menurut Gubernur NTT, komoditi di seluruh wilayah NTT sesungguhnya sangat menjanjikan, tetapi persoalannya ada pada pemimpin yang tidak bisa membantu masyarakat. “Saya paling sedih, kalau dengar masyarakat bilang panen banyak, tapi tidak bisa jual. Itu karena salah kita pemimpinnya, tidak membangun gerak yang sama,” katanya.

Tidak hanya gereja, dirinya juga mengajak semua pihak untuk sungguh-sungguh bekerjasama, membangun kemandirian ekonomi wilayah. Apabila semua pihak membantu kemandiriaan ekonomi di NTT, maka masyarakat NTT pasti sejahtera. Dan stigma miskin itu, pasti dengan sendirinya hilang.

“Dalam pengamatan saya, setiap tahun lebih dari Rp. 3 Triliun uang kita ‘terbang ke luar’ untuk kebutuhan sabun dan shampoo. Ironisnya lagi, sekitar 60% untuk konsumsi pinang yang berasal dari Sumatera Barat. Manggarai Barat sudah bagus, sebagai salah satu Kabupaten contoh yang mulai bangkit memenuhi sebagian kebutuhan masyarakatnya, dengan potensi holtikultura mereka,” paparnya.

Dia menambahkan ke depan, aparat Pemerintah di NTT akan didorong untuk terjun langsung ke lapangan bertemu masyarakat, jangan terlalu lama di kantor. “Ini negeri kaya, persoalannya kita terlalu lama di kantor, tidak turun lapangan. Ke depan, pola kerja aparatur kita rubah,” jelas Gubernur VBL yang mengenakan Pakaian Adat  Timor ini.

Sementara itu, Sekretaris Umum PGI Pusat Pdt. Gomar Gultom,M.Th, mendukung langkah pemerintah Provinsi NTT yang berencana mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT. Segenap pengurus MPH PGIW NTT akan terlibat secara aktif memajukan kesejahteraan masyarakat, menghadirkan kerajaan Allah di bumi.

“Gereja-Gereja PGI bersama Pemerintah Provinsi NTT siap bahu-membahu membangun ke arah yang lebih baik, terutama pemberdayaan ekonomi. Kami akan berusaha untuk mengajak para Pendeta-Pendeta, agar keluar dari tembok-tembok gereja. Kita harus bersama-sama pemerintah, bekerja mengatasi persoalan sosial masyarakat kita dari akarnya yaitu kemiskinan. Eterprenurship harus jadi agenda pastoral kami,” demikian Pdt. Gomar Gultom. (Biro Humas dan Protokol NTT/*)

2 Responses to 10 Juni Mendatang, Gubernur NTT Akan Deklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT di Labuan Bajo

  1. Yohanes Darsum berkata:

    Saya sangat setuju dgn rncna bpk Gubernur tuk maslh hrga komoditi demi pemberdayaan ekonomi yg lbh mapan..tpi masukan sya sbgai msryakat agar pq gubernur jg bisa jga mngajak para pengusaha di seluruh wilayah di NTT agar mbeli hasil dri rakyat dgn harga yg prlu dinaikkan sdikit bukan dgn harga yg bsa membuat rakyat kecewa ..alias ..monopoli harga .komoditi..mksh

  2. Raymond Ignatius Hinggu Meharangga berkata:

    Halo, Pak Gubernur NTT. Saya putra daerah NTT. Saya bekerja di salah satu ecommerce terbesar dan ternama di Indonesia sebagai tim penggerak UMKM Go Online. Walau demikian, saya sering merasa sedih lantaran, saudara-saudari saya di NTT belum sepenuhnya bisa memanfaatkan situs ecommerce ini karena salah satu kendala utama adalah Ongkos Kirim ke dan dari NTT terlalu sangat amat mahal. Untuk hal ini menurut saya, perlu ada campur tangan dari Pemerintah Daerah dalam menangani masalah ini. Jadi, saya dengan penuh kerendahan hati, minta tolong kepada bapak untuk usahakan ongkos kirim barang dari dan ke NTT itu ditekan lagi. Sangat amat mahal. Antar kota di NTT saja hampir 50.000/kg dengan durasi yang agak lama. Kalau ongkos kirim saja mahal, bagaimana para umkm atau ikm bisa memasarkan hasil produksinya di dalam ataupun ke luar NTT secara leluasa dan masif? Mohon jadi perhatian serius. Terima kasih. Tabe.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *